BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi oleh cacing pita (Cestodosis) banyak ditemukan pada ternak terutama ternak yang dipelihara secara tradisional. Hal ini disebabkan karena ternak memiliki kontak langsung dengan lingkungan dan serangga yang cocok sebagai inang antaranya. Scolex merupakan bagian terpenting dalam tubuh cestoda
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun pembatasan masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut :
1). Apakah yang dimaksud dengan skoleks?
2). Apa fungsi dari skoleks?
3). Apa saja yang terdapat pada skoleks?
4). Apa pengaruh skoleks pada kehidupan cacing tersebut?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian scolex
2. Memahami fungsi dan susunan scolex
3. Mengetahui scolex dalam kehidupan cestoda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Scolex merupakan senjata utama dari kelompok cestoda. Cestoda dalam kehidupan sehari- hari sering membawa pengaruh buruk, terutama akibat dari scolex, yang digunakan untuk menghisap sari makanan inangnya.
Scolex dalam bahasa Indonesia adalah skoleks. Skoleks merupakan bagian tubuh dari cestoda yang dilapisi kutikula. Pada skoleks terdapat alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya. Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja
Bagian-bagian tubuh cacing pita terdiri dari skoleks, leher dan strobilla. Skoleks dilengkapi dengan empat batil isap dan rostellum yang digunakan sebagai alat untuk menempel pada mukosa usus inangnya. Pada batil isap dan rostellum dilengkapi juga dengan kait-kait tetapi tergantung pada spesiesnya. Bagian leher adalah bagian yang paling aktif dalam pembentukan segmen baru
Scolex dan sebagian besar tubuhnya disusun oleh segmen-segmen dalam garis lurus yang berentet. Hewan ini melekat pada dinding saluran pencernaan inangnya menggunakan alat pelekat dan penghisap yang ada pada scolexnya, bagian belakag scolex disebut leher dengan ukuran yag pendek yang diikuti oleh sebuah benang proglotid dimana ukurannya secara berangsur-angsur bertambah dari anterior dan berakhir pada posterior.
BAB III
PEMBAHASAN
Skoleks merupakan bagian tubuh dari cestoda yang dilapisi kutikula. Pada skoleks terdapat alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum). Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya. Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus). Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium.

KLASIFIKASI CESTODA
Yaitu divisi yang dibagi kedalam dua subclass. Subclass pertama yaitu cestodaria yang mempunyai proglotid dan mempunyai larva dengan sepuluh tahapan dan biasanya memiliki sepuluh alat pelekat. Tetapi cestoda itu sudah mempunyai lapisan epidermis dan sistem pencernaan, dan hanya mempunyai organ pelengkap pada bagian anterior, dan hampir merupakan parasit pada iakn laut. Subclass yang lain yaitu eucestoda. Hampir semua spesies cestoda masuk kedalam eucestoda kebanyakan setelah dewasa memiliki prolottid.
Eucesroda tebagi kedalam 11 ordo tetapi hanya 2 ordo yang merupakan parasit pada mamalia yaitu : pseudophylidae dan cyclophylidae. Organ pelekatnya terdapat pada kepala yang dilengkapi dengan alat pelekat, alat penghisap, bothria, dan othridia.
1. Ordo Proteocephalide
Cacing pita kecil, scolex denagan 4 alat penghisap, vitellaria sebagai pita samping, parasit pada ikan, amphibi, dan reptil.
2. Ordo Tetraphyllidea
Cacing pita berukuran sedang,scolex dengan 4 bothridia, vitterallia di bagian samping, parasit pada ikan elasmobranch, calliobothrium certicillatum terjadi dikatup spiral pada mulut anjing laut.
3. Ordo Disculieptidea
Hanya satu species yang dikenal dari ikan elasmobranch, scolex hanya satu dan tersebar dibagian anterior, siklus hidupnya belum diketahui.
4. Ordo Lecanicephalidea
Variabel scolex pada bagian anterior dan posterior dilegkapi oleh 4 alat penghisap, parasit pada ikan elasmobranch,
5.Ordo Pseudophyllidea
Cacing pita yang kecil atau besar, sclexnya punya dua pothria, pitelaria sebagai polikel yang tersebar pada
6. Ordo Trypanorhynchydea
Scolexnya terdiri dari 2 atau 4 bothria dan 4 rectractile, proboscides berduri dan tubuhnya memanjang.
7. Ordo cycophyllidea
Scolrxnya mempunyai 4 alat penghisap dan juga dilengkapi oleh rostellum, tidak ada
8.Ordo Apollidea
Variabel scolex, biasanya besar dengan 4 sucker, tidak bersegmen dan parasitkecil pada angsa dan bebek
9. Ordo Nippotaeniidea
Scolexnya memiliki 1 sucker dibagian anterior, punya beberapa proglotid dan parasit pada ikan di jepang dan rusia
10.Ordo Caryphylidea
Bentuknya tidak bersegmen, parasit pada pisces dan oligocaetae, berkembang dengan reproduksi seksual, procercoid saat larva dan hanya memiliki beberapa spesies.
11. Ordo Spatheathridea
Variabel scolex tidak punya p[roglotid eksternal dan parasit pada ikan yang hendakbertelur dan ikan laut.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah terurai dapat disimpulkan bahwa, pada setiap jenis cacing, bentuk dan segmen skoleks berbeda-beda. Skoleks merupakan alat yang digunakan crstoda untuk menempel pada inangnya. Hal ini sangat tidak menguntungkan, terutama pada mahluk hidup produktif, manusia maupun hewan ternak.